Kamis, 07 Januari 2010

Barat ngiri ama Rasul kita?

Kenapa Barat membenci Nabi Muhammad saw.? Pertanyaan ini pantas kita ajukan. Sebab menurut harian The Guardian yang terbit di Inggris, Jyllands-Posten pernah menolak pemuatan kartun Yesus karena dianggap akan membuat marah umat kristen. Tapi mengapa dalam kasus Nabi Muhammad saw. nggak dipake pertimbangan yang sama? Di negara-negara Barat ada larangan mengkritik Yahudi dengan alasan anti-semit. Tapi menghina ajaran Islam dan Nabi Muhammad saw. kenapa nggak masuk dalam kategori sama: anti-Muslim? Ini menunjukkan ada faktor kesengajaan dalam pemuatan karikatur itu.

Kesengajaan media Barat ini kian memperjelas sikap kebencian mereka terhadap Nabi saw. Barat menyimpan religious complex. Mereka dendam terhadap agamanya sendiri. Sejarah mencatat, semenjak abad ke-15, Barat telah memerangi agamanya sendiri dan menonjolkan rasionalisme. Sejak mereka mengenal kebebasan berpikir (renaisans), semenjak itu pula mereka berontak terhadap dogma gereja. Mereka membenci agama mereka sendiri, mereka mengecilkan dan mengucilkan para Nabi. Ironisnya, rasa dendamnya itu mereka lampiaskan pula kepada agama orang lain.
Mereka ngiri terhadap Islam karena mereka nggak punya Nabi yang bisa dijadikan figur panutan dalam menyelesaikan permasalahan hidup yang mereka hadapi. Mereka benci lantaran Muhammad memberikan pemahaman kepada manusia untuk hidup di atas aturan Allah. Sementara Barat justru mengajak manusia untuk hidup berdasarkan aturan buatan manusia dan menjauhkan aturan agama.
Rasio mereka nggak bisa ngerti dengan kharismatik Rasul yang mampu membangkitkan semangat perjuangan dan perlawanan bangsa Arab dan kaum Muslimin di masa lampau terhadap nenek moyang mereka. Bahkan mereka paranoid dengan sistem politik dan pemikiran Islam yang ditularkan Nabi Muhamamd saw. kepada umatnya yang mengancam kelanggengan peradaban mereka saat ini. Walhasil, tindakan pengecut mereka dengan melecehkan Nabi, menunjukkan kalo mereka kehabisan amunisi untuk menjatuhkan Nabi, Islam, dan kaum Muslim secara intelektual. Mereka pantas dikalungi gelar ala Dygta: pecundang sejati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar