By : Nurusy-syifa mosque youth
Kampanye anti valentine day Atas dasar fakta diatas dan diatas landasan niat untuk membentengi akhlak generasi muda kita maka sudah sewajarnya setiap ummat Islam mengambil peran penting untuk turut mengkampanyekan gerakan anti valentine day dan secara khusus menyerukan kepada pemuda pemudi Islam untuk tidak terlibat dalam acara kasih sayang dan percintaan ala valentine's day. Di sejumlah negara Islam belakangan ini muncul gerakan terbuka untuk menolak peringatan valentine day, di Mesir beberapa kalangan ummat Islam menyerukan untuk merubah Valentine's Day dengan Muhammad Day. Seruan ini disampaikan di sejumlah situs internet baik website maupun blog. Mereka menyerukan pembenahan pemahaman cinta dengan pemahaman yang benar sesuai dengan ajaran Rasulullah Muhammad SAW. Seruan 'Muhammad Day' ini juga disebarkan secara meluas melalui pesan elektronik (e-mail) dan pesan singkat ponsel (sms). Gagasan Muhammad Day semata - mata bertujuan sebagai gerakan insidental kampanye anti valentine day yang otomatis tidak diagendakan untuk dilakukan setiap tahun. Siapapun bisa menjadi bagian dari gerakan anti valentine day dengan menyebarkan pernyataan singkat dibawah ini melalui pesan singkat (sms) : "Stop kemaksitan dan kekufuran berjubah valentine day, mari kita benahi pemahaman tentang cinta dan kasih sayang yang benar sesuai dengan ajaran Islam dan tuntunan Rasulullah Muhammad SAW". Valentine Day telah memakan banyak korban, khususnya kamu yang masih remaja. Kamu tertipu di balik gemerlapnya. Valentine Day telah menikam perasaan dan pikiran sehat kamu. Dan kamu menjadi liar dalam mewujudkan kasih sayang kamu. Hati-hati kawan, jangan sampai celaan Nabi kita dialamatkan kepada kita melalui sabdanya: Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut. (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar). Ada baiknya kita merenungkan pernyata sosiolog muslim yang terkenal, yakni Ibnu Khaldun. Apa yang dikemukakannya? Kata beliau: Yang kalah cenderung mengekor yang menang dari segi pakaian, kendaraan, bentuk senjata yang dipakai, malah meniru dalam setiap cara hidup mereka, termasuk dalam masalah ini adalah mengikuti adat istiadat mereka, bidang seni; seperti seni lukis dan seni pahat (patung berhala), baik di dinding-dinding, pabrik-pabrik atau di rumah-rumah. Sebagai seorang remaja muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tentu saja kita nggak layak mengikuti budaya yang tak jelas juntrungannya. Terlebih Valentine Day ini adalah produk peradaban Barat yang sekuler"yang memisahkan antara agama dengan kehidupan (politik)
- Valentine Day hanya sebuah sarana dari sekian banyak sarana peradaban Barat yang notabene terbilang maju. Bisa jadi Valentine Day adalah sebagai alat penjajahan Barat. Paling tidak dari sisi budaya dan gaya hidup. Rasulullah saw, orang yang paling mulia dan kita teladani dengan tegas memperingatkan kita agar jangan mengikuti pola hidup (budaya) kaum/bangsa lain, sebagaimana sabdanya: Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku menerima (mengikuti) apa-apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu (pada masa silam), selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta.Diantara sahabat ada yang bertanya: (Ya Rasulullah) apakah yang dimaksud (di sini) seperti bangsa Persia dan Romawi?Rasulullah saw menjawab: Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhori, dari Abu Hurairah). Sejumlah pemuda Mesir menyerukan kaum Muslimin untuk merubah perayaan Valentine's Day yang bertepatan dengan 14 Februari dengan Muhammad Day. Seruan ini disampaikan di sejumlah situs internet Islam untuk memberi alternatif yang sangat positif, di samping menampilkan kecintaan dan dukungan Muslim kepada Rasulullah saw. Terlebih, baru saja kaum Muslimin dunia diguncangkan oleh kartun yang melecehkan Rasulullah saw. "Berdasarkan bahwa cinta adalah nilai prinsip dalam Islam, maka kami menyerukan kampanye "Yelaa Noheb bi jidd" (Mari Benar-benar Mencintai) dengan meluruskan pemikiran tentang makna cinta yang sesungguhnya. Mereka menyodorkan pemikiran baru tentang cinta di simbol "Yela Noheb Zey Nabiyena" (Mari mencintai pakaian Nabi kita). Seruan ini bukan merupakan pengakuan kecintaan sakral sebagaimana sikap yang ditampilkan oleh para pendukung Valentine. Tapi kecintaan yang disalurkan dalam koridor Islam yang lebih utama. Selain itu mereka juga menyebutkan bahwa ide ini disampaikan berdasarkan pemikiran bahwa tidak ada yang lebih berhak menampilkan cinta melebihi cinta Rasulullah saw. "Rasulullah saw tidak pernah melampiaskan cinta keluar dari ikatan pernikahan. Dan karenanya pelajaran romantis harus diambil dari hubungan suami istri. Berbeda dengan percintaan suci para pendukung valentine yang lebih banyak diarahkan pada hubungan lain jenis yang tidak diikat dengan tali pernikahan." Karena itulah, menurut mereka, cinta dalam Islam lebih utuh dan lebih mulia dalam seluruh aspeknya. Mereka menyerukan para pemuda dan pemudi Islam tidak terlibat dalam acara percintaan ala valentine's day. Tapi dirubah dengan memperingati hari Muhammad Day, dengan membenahi pemahaman cinta dengan pemahaman yang benar sesuai pengajaran yang didapat dari Rasulullah saw. Seruan 'Muhammad Day' juga dilakukan melalui sms ke berbagai nomor hand phone di kalangan muda mudi Mesir. Para pemuda Islam yang menyerukan Muhammad Day menyatakan bahwa ide mereka ini bukanlah bid'ah ditinjau dari sisi syariat. Karena apa yang dilakukan adalah untuk memanfaatkan event tertentu terutama kasus penghinaan atas Rasulullah saw melalui kartun oleh sejumlah media Barat. "Ide peringatan hari Muhammad Day adalah dengan tujuan menyampaikan pesan, bukan ditetapkan sebagai kesempatan yang harus dilakukan setiap tahun," ujar mereka. (na-str/iol) - Dua anggota parlemen Kuwait dari kalangan Islamis meminta pemerintah Kuwait memberlakukan larangan perayaan hari Valentine di negeri itu. Mereka menganggap perayaan Valentine tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan hanya mengedepankan aktivitas-aktivitas yang bertentangan dengan susila. "Kami menyerukan menteri perdagangan untuk menunjukkan otoritasnya dengan melarang perayaan hari Valentine, yang merupakan budaya asing bagi masyarakat kita dan bertentangan dengan ajaran serta nilai-nilai agama kita, " kata Jamaan al-Harbash, salah seorang anggota parlemen yang menyerukan larangan peringatan hari Valentine. Harbash menilai peringatan hari Valentine menyebarkan aktivitas yang bertentangan dengan susila di tengah masyarakat Kuwait dan ia mengingatkan bahwa parlemen akan mengambil tindakan terhadap pemerintah, jika tidak mengeluarkan larangan. Anggota parlemen lainnya, Waleed al-Tabtabai yang mengetuai komite monitoring praktek budaya asing di parlemen mengatakan, komitenya akan mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat dari kementerian informasi, kementerian dalam negeri dan kemenerian perdagangan untuk mengkaji langkah-langkah apa yang akan diambil untuk melarang peringatan hari Valentine itu.
- Menurut al-Tabtabai, mereka akan membicarakan pembatasan-pembatasan apa yang diperlukan untuk mencegah agar anak-anak muda Kuwait tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine yang jatuh tiap tanggal 14 Februari. (ln/al-arby) Kampanye Mengganti Valentine Day dengan Muhammad Day - Mayoritas masyarakat Pakistan menilai perayaan Hari Valentine tidak Islami, karena bagi mereka menunjukkan kasih sayang selayaknya ditunjukkan sepanjang masa bukan dikhususkan hanya pada satu hari tertentu saja. "Agama kami (Islam) mengajarkan kami untuk bersikap baik dan saling mencintai antar seluruh anggota keluarga seumur hidup kami. Bagi saya aneh, melihat sejumlah orang menantikan kedatangan suatu hari di mana mereka bisa menunjukkan kasih sayang pada isteri atau saudara-saudaranya yang lain, " kata Tanya Hussein, seorang guru. Zohaib seorang eksekutif di perusahaan multi nasional di Karachi bahkan menilai hari Valentine sebagai perayaan yang "terkesan bodoh." "Saya pikir, bagi pasangan menikah, romatisme bahkan bisa dilakukan hanya dengan duduk bersama pada malam hari sambil menikmati kopi. Sengaja membuat rencana untuk satu hari seperti itu, terkesan bodoh sekali, " ujar Zohaib. Sebagian besar masyarakat Pakistan tidak begitu peduli dengan hari Valentine. "Saya tidak tahu hari apa itu?" kata Jummah Shah seorang buruh di pelabuhan Karachi. Menurut Jummah, masyarakat Pakistan tidak punya waktu mengingat apalagi merayakan hari Valentine, karena mereka harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. "Kami tidak punya waktu untuk hal semacam itu, " katanya sambil tertawa lebar. Ia menyambung, "Acara-acara seperti itu hanya untuk mereka yang punya banyak uang. Sedangkan saya hampir tidak mampu mencari nafkah untuk keluarga saya. Saya tidak punya waktu untuk memberi hadiah atau bunga. " Menurut sebagian masyarakat Pakistan dan pakar ekonomi, perayaan hari Valentine makin terkomersialisasi. "Saya tidak mengerti mengapa Valentine dirayakan di Barat, di mana segala sesuatunya sudah dijadikan produk komersil, bahkan cinta, " kata Hussein. "Saya melihat kebiasaan ini tidak lebih sebagai event komersil" sambungnya. Menurut para ekonom, bisnis terkait perayaan hari Valentine bisa mencapai 160 juta dollar di seluruh Pakistan. Wartawan ekonomi, Sohail Afzal mengatakan, hari Valentine sudah menjadi event komersil di kota-kota besar dalam lima atau enam tahun terakhir. "Event ini dipromosikan oleh perusahaan-perusahaan multi nasional, perusahaan telepon genggam, hotel dan lainnya hanya untuk kepentingan komersil, " kata Afzal. (ln/iol) Parlemen Minta Pemerintah Kuwait Larang Valentine's Day
- Akhirnya, berdasar fakta negatif dan nuansa kemaksitan dan kekufuran yang terselubung dan merebak melalui peringatan hari valentine maka marilah kita secara bersama -sama satukan tekad "HAPUSKAN VALENTINE'S DAY SEKARANG JUGA !!!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar