Konon ketika perang salib sedang hebat-hebatnya ada satu unit tentara Kristen yang sudah jatuh mental dan ciut nyali sebelum bertempur. Apa sebabnya? Ternyata menurut mata-mata tentara Kristen yang mengintai dari kejauhan mereka melihat pasukan Islam memakan kayu, jadi tak terbayangkan bagaimana ganasnya tentara islam jika bertempur karena makanannya adalah kayu. Sungguh, peristiwa tadi menggelikan, karena apa yang dikira oleh tentara Kristen itu adalah sebuah kekeliruan yang konyol, sebab sebenarnya yang dilakukan tentara Islam adalah bersiwak (membersihkan mulut dan gigi dengan batang kayu siwak) sesuai dengan anjuran nabi:
Dari Ibnu Umar dari Nabi saw bersabda, "Bersiwaklah kalian karena ia membaguskan mulut, mendatangkan ridha Rabb yang Mahasuci lagi Mahatinggi." (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib nomor 210)
Dari cerita di atas terbukti sudah bahwa pada sunnah ada kejayaan.
Rasulullah SAW bersabda:
Man ahya sunnati faqad ahabbani, wa man ahabbani, ka na ma'i fil jannah. (barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia mencintai aku, dan barangsia yang mencintai aku, dia akan bersama-sama aku di dalam syurga)..
Menghidupkan sunnah di jaman sekarang ini tidaklah mudah, terlebih lagi begitu gencarnya serangan pemikiran (ghozwul fikr) baik dari golongan kafir maupun golongan liberal dan ahlul bid'ah dari umat islam itu sendiri.
Contoh yang mudah adalah; apabila lalat hinggap dalam kuah makanan maka yang harus dilakukan segera adalah membenamkan lalat itu seluruhnya ke dalam kuah tadi. Apa alasannya?
Karena Nabi SAW bersabda :
"Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat."." [Shahîh al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo'a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, XI:99, hadîts no. 3073]
Cukup jelas bukan bahwa Nabi memerintahkan demikian, lantas apa alasannya jika enggan melakukannya, apakah jijik, takut sakit atau lainnya?
Saya pernah menyarankan seorang teman untuk berbekam (hijamah), namun tidak ada respon positif padahal saya uraikan hadits Nabi SAW sebagai jaminan yang berbunyi:
Selama Aku Berjalan pada malam isra mi'raj bersama para malaikat, Mereka selalu berkata "Hai Muhammad, suruhlah umatmu berbekam". Sesaat setelah Isra Mi'raj, Rasulullah juga menyatakan, sebagaimana diriwayatkan Abdullah ibnu Mas'ud, bahwa ia tidak melewati sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh Beliau dengan mengatakan,? Perintahkanlah umatmu untuk berbekam!?. Bahkan dengan tegas, Nabi Muhammad menyatakan,? Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal; dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang umatku dengan besi panas.? (Hadits Bukhari).
Mendengar hadits tersebut teman saya malah berargumen ngawur yang intinya dia tidak mau, padahal sebelumnya dia sudah mencoba pengobatan metode China, India, Barat bahkan alternative. Aneh bukan?
Persoalan disini adalah kurang percayanya terhadap apa yang dari sunnah nabi karena dianggap tidak ilmiah, kuno atau yang lainnya. Ini semua disebabkan lemahnya aqidah.
Dalam menyikapi sunnah nabi janganlah pertama-tama adalah gunakanlah iman baru kemudian gunakan akal. Jangan kita banyak tanya ataupun sok kritis terhadap hadits-hadits yang sudah pasti keshahihannya dengan dalih tidak bisa dibuktikan secara keilmuan, karena bisa jadi jawaban dari anjuran nabi yang tertulis di hadits itu akan didapatkan dimasa yang akan datang dimana teknologi dan ilmu pengetahuan semakin maju.
Di jaman sekarang ini sudah banyak temuan-temuan oleh para ahli dari barat yang sebenarnya sudah dikabarkan jauh-jauh hari oleh baginda Nabi Muhammad SAW, Subhanallah oleh sebab itu jalanilah sunnah-sunnah Nabi SAW, karena segala ucapan dan tindakan dia berdasarkan wahyu dari Allah Ta'ala. Kalau tidak mengikuti sunnah lantas siapa yang akan kita ikuti sebagai pedoman?